Stres Geopatik
Stres Geopatik – Mungkin salah satu bahaya tersembunyi terbesar saat ini adalah stres geopatik. Kamu nggak bisa melihatnya, merasakannya, mencium baunya, mendengarnya, atau menyentuhnya, tapi itu ada di sekitar kita. Stres geopatik ini terbagi dalam dua jenis utama: alami dan buatan. Sederhananya, ini adalah medan energi yang dipancarkan dari berbagai sumber.
Bentuk alami dari medan elektromagnetik (EMF) ini termasuk garis ley (jalur energi bumi), sumber air bawah tanah, pusaran energi, dan garis Feng Shui negatif. Sejak dulu, banyak budaya, terutama Cina dan Celt, sudah menyadari keberadaan energi ini. Cara paling umum untuk mendeteksi medan energi ini adalah dengan teknik dowsing (mendeteksi energi dengan alat khusus), yang sudah digunakan selama berabad-abad di berbagai belahan dunia.
Banyak penelitian mengaitkan stres geopatik dengan berbagai penyakit, terutama kanker. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang mengidap kanker ternyata tinggal di area yang memiliki medan energi negatif, terutama di tempat mereka sering menghabiskan waktu, seperti tempat tidur. Bahkan, ada kasus di mana penghuni sebelumnya dari rumah tersebut juga memiliki riwayat penyakit yang sama.
Bukan cuma kanker, stres geopatik juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan lain seperti kelelahan kronis, depresi, insomnia, sakit kepala, nyeri punggung, dan stres. Yang lebih mengkhawatirkan, dalam 100 tahun terakhir, jumlah stres geopatik meningkat drastis karena banyaknya penggunaan peralatan listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Diperkirakan bahwa polusi elektromagnetik meningkat lebih dari 200 juta kali dalam satu abad terakhir, dan di pusat kota, angkanya bahkan bisa naik hingga lebih dari 1 miliar kali. Ada eksperimen yang menunjukkan bahwa lebah yang terpapar medan elektromagnetik tinggi menjadi agresif dan menyerang satu sama lain, yang mirip dengan bagaimana manusia bisa menjadi lebih stres dan emosional di lingkungan dengan paparan EMF tinggi.
Apakah HP Berbahaya?
Banyak orang berpikir bahwa radiasi ponsel itu aman. Tapi coba pikirkan: kalau ditanya apakah mereka mau meletakkan organ tubuh mereka di dalam microwave, pasti jawabannya “nggak”. Tapi, kebanyakan orang tetap menyimpan ponselnya di kantong celana. Apa bedanya? Bedanya cuma waktu yang dibutuhkan untuk “memasaknya”.
Ponsel memancarkan gelombang mikro, sama seperti microwave. Memang, radiasi microwave jauh lebih kuat, tapi studi termal menunjukkan bahwa otak juga ikut memanas saat kita menelepon. Faktanya, hanya 2 menit menelepon bisa memanaskan otak dan butuh sekitar satu jam agar suhu otak kembali normal. Bayangkan kalau seseorang terus menggunakan ponsel sepanjang hari!
Banyak orang menyalahkan ponsel, tapi sebenarnya ada perangkat lain yang lebih berbahaya, seperti telepon nirkabel dan pengering rambut. Sebenarnya, setiap perangkat listrik menghasilkan radiasi. Coba bayangkan rutinitas sehari-hari seseorang:
1. Pagi hari, mereka memanggang roti di toaster (yang memancarkan EMF).
2. Kemudian, mereka berkendara ke kantor (mobil menghasilkan EMF tinggi dari mesin, AC, radio, dan bagian logam di ban).
3. Sampai di kantor, mereka duduk di depan komputer (memancarkan radiasi), di bawah lampu neon (juga memancarkan radiasi), menerima panggilan telepon, lalu pulang dan menonton TV sambil makan makanan yang dipanaskan di microwave.
Itu baru gambaran singkatnya!
Bagaimana Cara Melindungi Diri?
1. Kurangi paparan EMF sebanyak mungkin. Misalnya, gunakan telepon kabel biasa daripada ponsel jika memungkinkan, lebih sering berjalan kaki daripada naik kendaraan, dan hindari penggunaan perangkat listrik yang tidak perlu.
2. Gunakan alat perlindungan EMF. Ada banyak produk di pasaran yang mengklaim bisa menetralisir EMF, salah satunya BioPro. Alat ini bekerja dengan menyeimbangkan medan energi sehingga tidak berdampak negatif pada tubuh.
3. Jaga kesehatan dan keseimbangan energi. Gunakan teknik seperti EFT (Emotional Freedom Technique) untuk mengatasi efek negatif EMF. Selain itu, pastikan kamu tidur cukup, makan makanan sehat, dan menjaga gaya hidup seimbang.
Banyak orang berpikir bahwa efek radiasi dari perangkat elektronik itu kecil dan tidak signifikan, tapi jika terus terpapar dalam jangka panjang, dampaknya bisa sangat besar bagi kesehatan. Jadi, meskipun kita hidup di era teknologi, kita tetap harus waspada dan mencari cara untuk melindungi diri dan orang-orang terdekat dari bahaya tersembunyi ini.